Saturday, May 14, 2011

SPESIAL: Inilah 'Dream Team' Versi Daniele Massaro


GOAL.com Indonesia secara khusus menanyakan siapa saja yang layak masuk tim impian milik Daniele Massaro.

Ada pembicaraan menarik di sela-sela kunjungan Daniele Massaro usai membuka Indonesia All-Star Team Challenge di Jakarta pekan lalu. Sebagai salah satu bintang AC Milan di era 1986-1995, tentunya seorang Massaro mempunyai "dream team" sendiri. GOAL.com ikut penasaran siapa saja starting eleven yang menghuni tim impian sang legenda hidup Rossoneri.

Kriterianya sederhana saja:
  • Formasi ditentukan sendiri.
  • Boleh dari pemain masa lalu maupun yang masih aktif.
  • Pemain dari tim manapun; tidak perlu dari AC Milan.
  • Menetapkan lima pemain cadangan ditambah pelatih.
"Saya akan memilih pemain dari periode saya bermain hingga kini," kata Massaro, sehingga pemain-pemain sebelum awal kariernya pada 1979 otomatis tereliminasi.

Diawali dengan penjaga gawang, Massaro cukup lama menentukan pilihannya. Namun dia teringat jasa kiper timnas Italia pada 1968-1983. Siapa lagi kalau bukan legenda Juventus yang bernama Dino Zoff? Dari bangku cadangan, Massaro termasuk salah satu pemain yang beruntung bisa menyaksikan kehebatan kapten dan kiper berusia 40 tahun itu memimpin Azzurri mengangkat trofi Piala Dunia 1982.

Beranjak dari situ, Massaro kemudian menetapkan formasi ideal 4-4-2 untuk tim impiannya. Giliran memilih empat pemain lini belakang, ia menjawab tegas secara berurutan dari bek kanan ke kiri: "Tassotti - Nesta - Baresi - Maldini."

Bila dijumlahkan, keempat bek tersebut menghasilkan total penampilan lebih dari 2.000 kali bersama Milan termasuk delapan titel Serie A. Angka yang menakjubkan, dan semuanya menjadi kunci kesuksesan il Diavolo.

Secara khusus, Mauro Tassotti dan Alessandro Nesta memiliki kesamaan, yaitu pernah memperkuat Lazio sebelum menjadi bintang AC Milan. Setelah tampil sebanyak 428 kali bersama Rossoneri, Tassotti tak pernah meninggalkan San Siro, dan melanjutkan kariernya sebagai pelatih remaja sebelum memegang jabatan asisten pelatih sejak 2001.

Di sayap kanan, Massaro menilai Cristiano Ronaldo yang paling layak mengisi posisi tersebut. Kemudian sebagai central midfielder terpilih Michel Platini, eks bintang Juventus dan timnas Prancis yang kini memimpin UEFA. Untuk menemani Platini, dimasukkan pemain 'dream team' AC Milan 1988-1993 yang juga salah satu legenda Ajax dan timnas Belanda, Frank Rijkaard.

Untuk melengkapi lini tengah, di sayap kiri Massaro cukup bimbang antara Ryan Giggs dan Andrés Iniesta. Faktor prestasi menjadi penentu, dan akhirnya kontribusi Giggs di Manchester United lebih diperhitungkan, sementara nama Iniesta masuk cadangan.

Terakhir untuk lini depan, tanpa ragu Massaro menjawab Marco van Basten dan Diego Maradona. Massaro sendiri pernah bertandem dengan van Basten di Milan, bergantian dengan Ruud Gullit. Sedangkan Maradona dinilai sebagai striker terbaik, mengingat prestasi yang diraih bersama Napoli dengan dua scudetto pada 1987 dan 1990, serta juara Piala UEFA 1989.

"Untuk pemain cadangan, saya sendiri, [Lionel] Messi, Kaka, Roberto Carlos dan Iniesta," tutup Massaro.

Lalu siapa allenatore dalam tim impian ini? Massaro memilih eks arsitek Parma, Milan, Atletico Madrid dan juga timnas Italia, Arrigo Sacchi. Tak terlupakan, pelatih berkepala plontos itulah yang sukses membawa Rossoneri merajai Piala Eropa dua tahun berturut-turut, 1989 dan 1990.

Inilah dream team versi Daniele Massaro selengkapnya dengan formasi 4-4-2:
KIPER
Dino Zoff
Dino Zoff
BEK KANAN
BEK TENGAH
BEK KIRI

Mauro Tassotti

Alessandro Nesta

Franco Baresi

Paolo Maldini





GELANDANG KANAN
GELANDANG TENGAH
GELANDANG KIRI

Cristiano Ronaldo

Michel Platini

Frank Rijkaard

Ryan Giggs





STRIKER

Marco van Basten

Diego Maradona

PELATIH
Arrigo Sacchi

Cadangan: Daniele Massaro, Lionel Messi, Kaka, Roberto Carlos dan Andrés Iniesta.

Tim impian yang mantap, bukan? Bagaimana pendapat para pembaca? Sampaikan tanggapannya melalui formulir di bawah ini. GOAL.com Indonesia ingin mengetahui komentar Anda...

No comments:

Post a Comment